Kitab wijaya adalah kitab perjalanan spirtual saya yang saya abadikan melalui blog.. agar kelak anak cucu saya bisa membaca sejarah perjalanan spiritual saya ,,
Hari ini tgl 6 Januari 2024 hari Sabtu saya mengagendakan melukat ke
Tirta empul dindaerah tampak Siring bersama teman saya Tyo megatama, Tyo
temen saya waktu kerja di base sendevisi dia devisi story board artis
sedangan saya devisi 3d generalist..lama tak bertemu , tauntau di
pertemukan kembali sama alam, kita sering ketemu membahas perjalan
spiritual,.. dan akhirnya nyambung.. kembali ke cerita sebelumnya , saya
membuat janji berangkat ke Tirta empul jam 10 berangkat dari kos dan
makan dulu dikosan karena saya kebetulan masak sayur bayem ikan goreng
dan sambel trasi..
setelah selesai makan kita persiapan dulu.. yang saya bawa ialah ,
dupa, korek, baju ganti, dan Jarit .. kita berangkat jam 11 lewat Ahmad
Yani, di perjalanan sangat sepi dan lancar , tetapi cuaca sangat dingin
dan mendung, tidak lama kemudian hujan turun perlahan mulai dari
gerimis kecil hingga lebat , hujan lebat tepat jam set 12 siang dan pas
juga ada acara ngaben penduduk setempat . . Saya rasa alam lagi melihat
dan berbelasungkawa pada kepergian masyarakat setempat tersebut.. selagi
berteduh dan menunggu hujan reda, saya membakar dupa kecil yang menyala
hanya 15 menit an.. dupa saya pegang sambil menunggu reda.. 5 menit
kemudian hujan reda dan kita kembali melanjutkan perjalanan.. perjalanan
sangat tenang, sejuk dan sepi, seakan Ubud serasa kampung halamanku
sendiri.. serasa pulang kerumah... Di perjalanan saya melihat kios keris
di pinggir jalan dan saya berhenti untuk melihat lihat koleksinya..
yang jual ternyata embah yang tengah hamil 7 bulanan,.. bliau sangat
ramah.. dan bercerita kalo suaminya adalah penari tradisional Bali..
banyak keris tari di sini, dan kebanyakan keris di kios keris ini buatan
Madura namun warangkanya warangka Bali.. ada 2 pusaka yang bikin saya
tertarik , pertama tongkat jalan untuk kaum brahmana.. tongkat berwarna
coklat ke orange dengan hiasan Kuningan dan ukiran lembu di atasnya..
saya mencoba memegang dan memakainya serasa kewibawaan saya tumbuh.. aku
sendiri merasa sepuh ketika memegang tongkat ini.. dan di didik untuk
pelan dalam berjalan dan bertutur kata . Satu lagi keris lawas atau
sepuh yang menggantung di tembok kios keris, embaknya bilang ini tidak
di jual, tapi aku ijin bolehkah saya melihat kerisnya.. ternyata di
perbolehkan, dan disuruh mengambil sendiri . Saya di ambilkan kursi dan
naik ke kursi dari akar kayu jati dan berusaha mengambil ternyata gak
bisa karena di paku sekeliling.. embaknya ternyata mau bantuin dan
mengambilkan.. ternyata bisa.. seperti biasa saya sebelum membuka keris
meminta ijin, dan membuka warangka sangat perlahan dengan menghadap ke
atas.. ternyata sepuh.. saya merasakan energynya .. keris ini dari
Karangasem dan era kerajaan.. tiba tiba embaknya bercerita ketika
mendapatkan keris ini.. ada orang dari karang asem mau menukar keris
sepuh dengan 2 keris baru.. dan kemudian di setujui.. saya sendiri
merasa cocok sama keris Karangasem tersebut dan memberanikan diri untuk
bertanya, kalo boleh tau keris Niki di jual berapa nggih kalo misal di
jual . Embak tersebut senyum dan menjawab.. maaf mas tapi ini tidak di
jual untuk menjaga kios ini... Lalu mbaknya bertanya mas nya bisa
merasakan ya.. saya menjawab .. kebetulan bisa mbak atas ijin Tuhan
semesta alam... Lama ngobrol kemudian saya di berikan kartu nama kios
tersebut dan berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke Tirta empul.
Masih dengan cuaca teduh dan mendung kamu melanjutkan perjalanan..
sampailah kita di cagar budaya Tirta empul wilayah istana presiden
Soekarno jaman dulu.. sampai di parkiran atas saya dan Tyo berganti
busana menggunakan ikat kepala sedangkan Tyo menggunakan blangkon, untuk
bawahan saya membawa Jarit berwarna hitam , sedangkan Tyo menggunakan
Jarit batik...
ini Foto Saya dan Tyo di depan pohon tua tempat memohon ijin
leluhur dan seluruh ciptaannya yang menjaga gerbang Tirta empul.. saya
memberikan canang 4. 2 untuk saya dan dua untuk Tyo.. 2 canang
dihaturkan di gerbang pura tersebut.. dan 2 lagi dindalam pure untuk
sembahnyang atau memohon ijin dan mengutarakan tujuan kita sowan ke
cagar budaya leluhur kita.. lama saya dan Tyo bermeditasi di dalam
sampai sampai yang di tunggu datang, sosok naga putih besar datang dan
menanyakan tujuan kita.. saya Jawab tujuan kita semoga mendapat
kelimpahan berkah , keberuntungan dan kebahagiaan dari Tuhan semesta
alam .. lalu embah naga tersebut memberikan berkahnya dengan
menyemburkan embun putih ke tubuh saya, Tyo dan orang yang berdoa di
samping saya.. selang beberapa menit ada sosok bapak mangku juga datang
dan memberikan cipratan air ke saya , Tyo dan yang sembahnya..
Setelah
selesai prosesi pemberkatan leluhur saya melanjutkan menuju pemandian
Tirta empul. Disana saya menyewa loker seharga 15.000 rupiah..kemudian
saya ganti busana untuk mandi, saya menggunakan kaos pengen panjang dari
limangatustaun dengan gambar sablon di belakang Ratu Samudra. Bawahnya
saya menggunakan Jarit kas Tuban..
Sebelum melukat saya berdoa pada Tuhan alam dan seluruh ciptaanya di depan pemandian..
dindepan pemandian sudah di sediakan meja untuk menaruh sesaji atau canang, bukan untuk menaruh barang pribadi ..
Selesai
berdoa saya dan Tyo masuk ke pemandian didalam sangat ramai mengantri
melukat di pancorannya, warga lokal dan bule banyak di sana.. bule dari
Korea, India, arab , Australia, Japan . Dan masih banyak lagi.. di
Pancoran pertama saya berdoa . Terimakasih Tuhan saya telah di ijinkan
melukat di Tirta empul ini..semoga Tuhan melimpahkan berkah, kemulyaan,
keberuntungan dan kebahagiaan pada hamba.. lalu saya membasuh muka
dengan air suci tersebut 3x lalu meminum 3x dan merasakan pancuran di
atas kepala .. disini sangat banyak pancurannya.. 2 dua pancoran yang
tidak boleh di gunakan karena 2 pancoran tersebut bertujuan untuk ranah
keluarga yang di tinggalkan.. atau ada keluarga yang meninggal.
Di
Komal tersebut banyak ikat ikat besar bernenag di dalamnya., dan saya
coba melihat air bening tersebut ada juga Koin uang yang sengaja di
cemplungin di dalam mungkin dengan harapan doa dan keinginannya
terkabul.
Kirankira 45 menit saya melukat di Tirta empul
karena mengantri ke pancorannya...setelah selesai saya kembali ke loker
dan Menganti pakean kering
Dan mulai jalan jalan menikmati alam dan cagar budaya peninggalan kerajaan tampaksiring
kalo ketirta empul saya selalu rindu pada pohon tua itu. Saya
seperti merasakan kehadiran kakek dari pohon tersebut yang menyapa saya
sebagai cucunya.. dan pasti saya selalu foto sama bliau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar