Halaman

Kamis, 21 Maret 2024

meditasi di merajan keluarga I Gusti putu Widia Indayani daerah pamogan denpasar

Hari ini saya buka puasa di rumah Gusti Widia dengan membeli nasi Padang isi daging hanya 16 ribu saja..
Setelah makan aku dan Gusti Widia berencana sembahnyang di merajan rumahnya.. Gusti Widia menyiapkan segala prasaratnya .. setelah siap saya mengikuti dari belakang dan meditasi disana.. pertama saya mengambil bunga merah dan aku selipkan di antara Dua telapak tangan dan berdoa pada Tuhan semesta alam akan Rahmat dan rejekinyang telah di berikan pada saya .kemudian mengambil bunga berwarna putih.. lalu berdoa kepada Dewata, leluhur seluruh mahkluk agar saling hidup harmonis dan mengingatkan akan keberadaan Tuhan semesta alam..
Ketika mengambil bunga merah juga dan berterimakasih pada diri sendiri .setelah selesai saya mengambil sikap meditasi, tak lama harimau putih datang di belakang mrajan dengan santai lalu duduk seperti kucing lagi males malesan.. dari tadi saya melihat terus dan akirnya bliau sadar dan berkata lohh kamu bisa melihat saya toh.. aku cuma diem sambil menganggukan kepala..  perlahan lahan ada tangan dari atas turun dan menyentuh kepala kami berdua . Aku nur wijayanto dan Gusti Widia . Kemudian aku di ajak ke alam lain. Suasana Diana kaya sore hari jalan nya masih baru batu alam. seperti aliran sungai yang kering dan menjadi jalan.. Kanan kiri hutan . Rapat tapi indah.. dan di kirim ada gubug kecil. Aku dan Gusti Widia berjalan sambil bergandeng tangan. Dan aku memakai pakaian kerajaan di tailand Gusti Widia Juga begitu kita seperti raja dan ratu .. lalu pas jalan berdua di depan jalan ada siluet nenek kira kira umur 90 tahun rambutnya sudah memutih dan acak acakan..bliau memakai kebaya putih yang sudah lusuh negkap dengan Jarit warna coklat . Kami kemudian mendekati nenek dan membantu nenek untuk duduk di gubuk kecil tersebut . Nenek tersebut tersenyum dan mengelus kepala kami. Seperti memberikan restu agar kita selaras pikiran hati dan jiwa sebelum menuju pernikahan .. kemudian nenek menawarkan makanan tapi makanan tersebut ulat ulat pohon, aku dengan sopan menolaknya dan berkata , terimakasih nek, itu untuk nenek saja jika nenek lapar.. dan ini saya punya sedikit roti untuk nenek.. aku memberikan roti sari dunia manusia pada nenek. Dan nenek tersebut tersenyum bahagia sampai kelihatan gigi yang tinggal beberapa.. lalu kami pamit melanjutkan perjalanan dan nenek melambaikan tangan seolah memberkati kita berdua . Kami kemudian lanjut perjalanan sampai di ujung jalan tersebut. Di perjalanan Gusti Widia di iringi anjing hitam lucu .. kaya penjaganya yang setia. Kemudian aku sendiri di ikuti burung merak warna biru . Kamu tersenyum bahagia sambil menuju gerbang cahaya di ujung jalan tersebut.. setelah melewati gerbang kami melayang ke angkasa. Dan dibawah kami ada sebuah pulau melayang yang sangat indah.. kita terbang kesana kemari sambil bergandengan tangan.. perlahan kesadaran ku kembali dan membuka mata dari meditasi.. 
Inilah perjalanan meditasi saya di rumah Gusti putu Widia Indayani anak turun Arya kenceng pejabat Majapahit..

5 maret 2025

Tiba tiba saya di DM Sonya di Ig setalah sekian lama tak pernah kabar kabar, Sonya adalah teman saya waktu masih seneng senengnya spiritual ...