Ketika aku melihat kehidupan dari atas sana, waktu berjalan sangat cepat, berhubung di alamku disini waktu sangat lambat, malahan hapir waktu tiada, jadi kita awet muda dan pernah menua,,
di atas sini aku bisa melihat pertumbuhan mahkluk hidup sangat cepat, mulai manusia di lahirkan , kemudian merangkak, berdiri, berlari, tumbuh remaja , dewasa menikah , mempunyai keturunan menua dan meningga,, aku melihat dari sini hanya dalam hitungan menit manusia tergantikan manusia baru lagi, dan aku sangat mengaggumi proses itu, dan semua kejadian yang terjadi dalam proses tersebut sangat lucu dan romantis, ketika mereka menemukan kesenangan, marah berantem, bahkan hidup sengsara, saling mencintai,, aku hampir terbawa suasana kehidupan manusia yang romantis itu, seolah kehidupan milik mereka sendiri,,tahun berganti tahun pun hanya hitungan detik,,.. sampai sampai banyak dari golongan atas yang terbawa romansa kehidupan mahkluk di bawah seperti manusia, dan mereka mencoba mengubah takdir dengan sembunyi sembunyi untuk di lahirkan sebagai manusia,, ia yang turun juga mengalami fase manusia, mulai dari sengsara dan mendapatkan keluarga yang baik harmonis dan hangat, walau hidup dalam rumah kecil terbuat dari bambu,, aku juga melihat itu, ketika ia sudah menua dan hampir meninggal dunia ia tersenyum dan merasa puas, ketika ia kembali ke alam atas ia menceritakan,, aku menikmati menjadi manusia menurutku penderitaan , kebahagiaannya adalah sesuatu yang romantis dan alami, aku punya kehendak bebas disana tanpa terikat apapun seperti kita di alam atas,, jadi manusia adalah anugrah sekaligus ujian,,
![]() | ||
Nur wijayanto |