Pada Hari ini 30 febuary 2023 malam,, saya berkunjunjung ke rumah : satria angga meira dia menyuruh saya untuk menjamasi koleksi pusakanya berupa keris tuban,, kalo tidak salah dia memiliki lebih dari 20 keris tuban,, pada saat itu koleksi kerisnya sebagian di keluarkan agar saya bisa mengecek tingkat kekotoran bilah keris itu,, pada saat di keluarkan energy keris tersebut terasa suram, mungkin sudah bertahun tahun dibiarkan di gudang dan tanpa ada inisiatif untuk membersikan dan memberi minyak pada pusaka,,
Dia menjelaskan tiap pusaka pusaka yang di bukannya mulai dari era sultan agung hingga jenggolo dia jelaskan, bahkan ada keris baru , yaitu keris buatan empu fanani singosari malang , empu fanani adalah empu kraton jogja yang tinggal di singosari malang bliau juga membuat pusaka pataka wijaya kepunyaan saya, dulu saya membuat pataka wijaya menghabiskan biaya 2,8 durasi pembuatan 1 tahun dengan syarat mengambil air 7 sumber yang berbeda :
![]() |
blue print pataka wijaya buatan empu fanani |
![]() |
hasil akir dari pataka wijaya |
jadi satria angga mempunyai keris
buatan empu fanani juga bahkan ada dua, yang satu bernama arya
dwipantara dengan ukiran seokor kuda, yang kedua adalah Hyang ganesa
berwarna hitam pekat atau keleng,. entah kenapa saya tertarik pada keris
Hyang ganesa itu yang melambangkan ilmu pengetahuan kebijaksanaan
rejeki dan spiritual,, keleng atau hitam melambangkan kan kekuatan hati
nurani,
ini adalah penampakan koleksi keris satria angga, yang saya
kasih tanda merah adalah hyang Ganesha buatan empu fanani tahun 2018
![]() |
sebagian koleksi keris Tuban dari satria angga |
![]() |
Hyang ganesa buatan empu fanani tampak jelas |
![]() |
Hyang ganesa 2018 empu fanani |
ke esokan paginya Saya dan angga nongkrong di Warung kopi N,R daerah tegal agung untuk membahas perjalanan bedah sejarah dan spiritual , Angga mempunyai ide bagaimana kalo kita ke makam tumenggung wilwatikta di parengan desa dagangan Tuban ..
![]() |
warung kopi N.R tegalagung |
kisah ini di tulis tom pairis setelah ia mendapat ijin untuk meliput Tuban,, dia mencatat agak detail tuban masa itu, tinggi tembok benteng, kapan sang raja keluar, berapa banyak istrinya, dan lain lain..
jadi, kisah ini bermula dari penelitian angga setelah membongkar petilasan petilasan di daerah sekitar tuban, di gabungkan dengan naskah naskah dan prasati yang mereka teliti
suatu hari, Kerajaan majapahit di pimpin oleh Prabhu kertabhumi, kerajaannya lama berdiri, tiba tiba Raja dari kerajaan kecil dibawah kerajaan Majapahit dengan di pimpin Raja Rana Wijaya dari kediri menyerang,, majapahit dalam kemelut perang dan sang Prabhu Kertabhumi lari untuk mengasingkan diri beserta keluarga kerajaannya,, setelah berhasil di kuasai , kerajaan Majapahit di ambil alih oleh Rana Wijaya, kejadian pemberontakan ini terdengar oleh para sunan dan Raden patah anak dari Prabhu Kertabhumi sehingga raden patah berkeinginan membalas perbuatannya yang menentang Majapahit juga menyerang ayahnya , pertempuran kembali membara antara majapahit dipimpin oleh Rana WIjaya dengan Pasukan Raden Patah dari demak, raja majapahit Rana Wijaya beserta patih Udara melarikan diri, tetapi di perjalanan Rana Wijaya raja Majapahit gugur akibat serangan pasukan Raden Patah, kemudian Patih Udara melanjutkan perjalanan untuk meminta bantuan kepada kerajaan Bawahan majapahit yang masih setia pada majapahit, jawabanya Tuban, yang di pimpin Tumenggung Wilwatikta,
Berangkatlah Patih Udara beserta sisa pasukan nya menuju tuban, Setelah sampai di Tuban Patih Udara menceritakan kejadian kehancuran majapahit tersebut, lalu Tumenggung Wilwatikta memegang kekuasaan untuk memindahkan kraton Majapahit di Tuban dan Tumenggung wilwatikta menjadi raja terakir Majapahit yang berkedudukan di daerah Bejagung,
setelah menetap lama masyarakat tuban memanggil Patih Udara menjadi pangeran atas angin.
Menurut Tompairis, Tumenggung wilwatikta pengananut ajaran Islam namun tak taat, bliau memelihara ratusan anjing, dan kalo keluar istana pasti malam hari beserta ratusan rombongan kerjaan beserta kereta kencanannya yang di hiasi lapis emas,, Tuban kala itu mempunyai benteng alam, yaitu pegunungan kapur dan di depanya baru benteng dari Bata putih besar, orang menyebutnya benteng kumbokarno, istri sang raja saja lebih dari 200 orang, dan punya puluhan gajah ,
Tumenggung wilwatikta ketika wafat di makamkan di dataran pegunungan para hyangan , atau kahyangan orang dulu menyebutnya tempat bersemayamnya para dewa adalah kahyangan, raja jaman dulu di percaya titisan dewa maka ketika hidup dan mati di dewakan oleh rakyatnya, Para Hyangan kemudian menjadi Parengan, Tuban,, makam bliau berada di parengan desa dagangan, zaman dulu bernama perdagangan mungkin wilayah ini dulu adalah pusat perdagangan masa era Tumenggung Wilawatikta.
Hari ini saya dan satria angga bersama istrinya berangkat ke parengan lebih tepatnya ke peristirahatan terakir Bupati Tuban ke 7 kakek sunan kalijaga Tumenggung Aryo Tejo , tempatnya benar seperti cerita di atas di atas dataran tinggi dan di kelilingi pemandangan sawah yang sangat luar,. alam di sini masih terjaga dan indah,, disana di sambut oleh mbah warok ( juru kunci makam aryo tejo) dan di sekeliling bangunan makam aryo tejo juga terdapat pulihan makam islam, kata mbah warok makam makam ini ada pada era PKI,. dulu sebelum ada makam makam baru ini makam aryo tejo sering di datangi puluhan anjing hitam setiap malamnya.. mendengar penututuran mbah warok tersebut saya mengingat bahwa Tumenggung wilwatikta ayah sunan kalijaga suka memelihara ratusan anjing ,, jangan jangan makam ini bukan makam aryo tejo melainkan makam Tumenggung Wilwatikta..
setelah berbincang bincang kami , aku (nur wijayanto, satria angga dan mbah warok masuk dalam banguna makam, bangunan itu atapnya sangat pendek sehingga masuk memungkinkan kita untuk membungkuk,, membungkuk berarti kita ber etika ketika memasuki rumah jawa pada jaman dahulu,, di dalamnya saya melihat beberapa makam, yaitu makam istri aryo tejo dan beberapa makam lainnya total ada 4 di dalam makam kalo nggak salah ingat, setelah masuk saya melihat sosok pocong ,, entah itu jadi jadian atau beneran,, . tak lama saya meditasi dan membakar dupa aroma nanas, dupa aroma nanas bisa di beli di shoppe : Limangatustaun ,
ketika saya meditasi saya di perlihatkan sosok wujud putih agak tua, kepala memakai sorban putih dan tasbih sangat besar di tangan kanannya,. kemudian saya mencoba berkomunikasi di dunia batin, permisi, saya wijaya dan satria angga dari Tuban kota kesini ini mengetahui sejarah leluhur Tuban sendiri,, apakah benar ini makam aryo tejo?
sosok tersebut tersenyum saja dan tidak menjawab pertanyaan saya, kemudian saya sya terus mendesak dengan pertanyaan yang sama,,lalu intuisi hati mengatakan sosok tadi adalah jin yang menyamar, dan saya sontak me ngucapkan,, YA TUHAN semesta alam apakah benar ini makam ayo tejo, kemudian sosok tersebut baru berkata dengan lembut,, makam ini masih simpang siur,, lalu sosok tersebut hilang,, kemudian muncul Simbol mahkota di atas makam.. menurut prediksi saya, simbol mahkota itu pemimpin atau raja,, , setelah itu pengelihatan saya di bawa ke luar bangunan makam,,, di luar ternyata da ratusan iring iringan keluarga kerajaan dan banyak sekali selir nya,, sosok rajanya mengendarai kereta kencana menggunakan mahkota warna emas dan baju sutra oversize warna merah mengkilap,, kereta kencanannya ada patung gajah liman belalai memegang trisula, seperti kereta kencana cirebonan,, dan dari atas saya melihat sosok dewa,, yaitu batara indra,, .. di iring iringan itu saya juga melihat selain selir dan prajurit, juga para agamawan,, kususnya yang berpenampilan syech,,
tak lama saya menyudahi meditasi karena sudah cukup informasi,, tiba tiba angin kenceng terus berdatangan hingga pohon besar di di sekitar makam mengeluarkan suara dengungan aneh,, seperti terompet masa lampau,, kemudian saya menceritakan pengalaman tadi ke satria angga ,
di bawah ini adalah foto saya waktu meditasi di dalam bangunan makam aryo tejo
![]() | |||
Nur wijayanto / kertabhumi owner LIMANGATUSTAUN |
dan ini adalah foto kita bertiga aku satria angga dan mbah warok
![]() | |
lokasi di depan banguna makam tumenggung aryo tejo , wijaya, satria angga dan mbah warok |
setelah selesai di sana kemudian kita kembali melanjutkan perjalanan pulang di perjalanan pulang kami memutuskan makan dulu di hutan jati sekitar sana,, disana memebntang luas hutan jati milik pemerintah, kami nyari spot untuk piknikdadakan, ternyata istri satria angga sudah mempersiapkan belak berupa ayam nuget besar dan sambel bawang,, kita dengan lahap memakan makanan siang tersebut di tengah hutan
![]() |
piknik dadakan di tengah hutan jati |
![]() |
setelah selesai makan foto foto dulu |
![]() |
foto kita di Tuban kota para pencetak satria kala majapahit hingga kemerdekaan, |
inilah perjalanan ku di tuban menggali sejarah pemimpin Tuban kala itu
kembali lagi ke keris hyang ganesa , pertengahan april 2023, warangka keris model bali hyang ganesa sudah jadi dengan total harga 3 juta,, deder dari cendana bali, berhiaskan perak dengan batu batu alam,, warangka dari kayu arang model kojongan
![]() |
pataka wijaya # Hyang ganesha |
![]() |
pataka wijaya # Hyang ganesha |
![]() |
pataka wijaya # Hyang ganesha |
![]() |
pataka wijaya # Hyang ganesha |
![]() |
pataka wijaya # Hyang ganesha |
![]() |
pataka wijaya # Hyang ganesha |